
Tari Tanggai termasuk salah satu tari
tradisional asli Palembang tetapi telah berkembang hingga ke seluruh
penjuru Sumatera Selatan. Pada zaman dulu, tari ini adalah tari
persembahan masyarakat Buddha di Palembang kepada Dewa Siwa. Para penari
membawa sesaji yang berisi bermacam-macam bunga dan buah-buahan. Karena
tarian ini awalnya adalah tari persembahan untuk pengantar sesaji,
tarian ini dulu termasuk tarian yang sakral dan tidak boleh ditarikan
sembarangan. Tanggai yang ada di Palembang memiliki banyak kesamaan
dengan tarian yang ada di China. Ini disebabkan karena pada zaman dahulu
di Sumatera Selatan ada sebuah kerajaan yang dibangunan oleh generasi
Raja Syailendra yang memeluk agama Buddha. Secara tidak langsung, tarian
Tanggai ini pun diajarkan karena tari ini berfungsi sebagai tari
pemujaan dan persembahan dalam kepercayaan agama Buddha.
Tari ini diberi nama Tanggai karena para
penari yang mementaskan tarian ini semuanya menggunakan tanggai yang
dipasang pada delapan jarinya kecuali jari jempol. Tanggai terbuat dari
kuningan atau perak yang kemudian dipasangan pada ujung jaring tangan.
Jadi, sebenarnya kekuatan dan keindahan tarian ini terletak pada tanggai
atau kuku palsu yang dikenakan oleh para penarinya. Pada saat hari-hari
besar atau saat acara-acara lain, tarian ini selalu ditampilkan setelah
tamu kehormatan datang dalam acar tersebut. Setelah tamu duduk di
tempat yang disediakan, tari ini akan dipentaskan sebelum acara
dimulai. Pada dasarnya, tarian ini memiliki beberapa fungsi, yaitu
Sebagai Lambang/Simbol Kehormatan
Dalam tarian ini,ada seorang penari yang
menjadi penari utama. Penari tersebut membawa tepak berisi sekapur
sirih. Bagi masyarkaat Palembang jaman dulu, pemberian kapur sirih
menjadi tanda hormat bagi tamu yang datang. Penari sekapur sirih terdiri
dari dua macam yaitu penari sirih tidak jadi dan jadi.Siri jadi
merupakan siri yang telah diramu sementara siri tak jadi merupakan siri
yang akan diramu tamu itu sendiri.
Sebagai Hiburan
Tarian ini selalu dipentaskan setiap ada
acara adat baik acara resmi maupun yang tidak resmi. Bagi para penari,
tarian ini menawarkan kenikmatan tersendiri. Selain biasanya dipentaskan
untuk acara-acara formal, tarian ini juga telah menjadi hiburan rakyat
karena rakyat bisa melihat betapa indahnya gerakan-gerakan dan
kepiawaian sang penari dalam menarikan tarian ini.
Sebagai Media Pendidikan
Selain menawarkan unsur hiburan, Tari
Tanggai ini juga menawarkan unsur pendidikan. Jadi, dari tarian ini,
orang-orang yang melihatnya akan mengetahui bagaimana keindahan
kebudayaan di Palembang dan mempelajari bagaimana tarian ini. Musik
pengiring tarian ini adalah musik yang menggabungkan sebuah instrumnn
yang dikerjakan oleh komponis dalam menyajikan musik iringan untuk
tarian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar